Disepanjang rimba zaman yang
Penuh sejuta misteri dan elegi
Kehidupan aku tegak berdiri
Menatap fatamorgana dunia
Di dalam suatu ilusi kefanaan
Ku temui dan ku jumpai seonggok
Barisan para pemimpi diselimuti
Dengan kumpulan serdadu
Ambisi kebisuan dalam hasrat
Memimpin anak negeri
Bermimpi dengan sejuta mimpi
Berjudi dalam menapaki intuisi
Demi dalam suatu ambisi meraih
Sebuah kursi untuk menjadi
Pemimpin anak negeri
Ada yang menang dan ada yang
Kalah, ada yang benar dan ada
Yang salah seperti itulahh sebuah
Kompetisi pesta demokrasi dan
Sarat akan suatu ilusi kebatinan
Berkoar menjual janji dalam suara
Sumbang meraih simpati rakyat
Berkorban bertaruh jiwa dan raga
Menghamburkan sebagian materi
Demi meraih sebuah kursi
Katanya sih untuk negeri tapi
Terkadang menjadi sebuah tragedi
Saat sebuah kursi batal diraih
Dan harga diri jadi tak berarti
Begitulah para pemimpi.. Hehehe..
Jutaan bahkan miliaran uangpun
Menjadi saksi pemulus hasrat
Dalam meraih simpati anak
Negeri agar dipilih menjadi
Pemimpin rakyat semesta raya
Oooo, inilah sebuah tragedi dalam
Pesta demokrasi negeri ini
Suara rakyat dibeli dengan seonggok
Nilai rupiah dihibur oleh lenggak
Lenggok erotisme tubuh biduan wanita
Begitulah tragedi pesta demokrasi
Nurani tergadaikan hasrat akan
Ambisi yang digadang-gadang untuk
Menjual janji-janji yang mungkin
Tak sanggup untuk dapat ditepati
Kamuflase-kamuflase politikpun
Menjadi strategi ampuh dalam
Raih suara-suara sumbang warnai
Jiwa-jiwa sang rakyat yang haus
Akan keadilan sosial hakiki
Akupun disini hanya sanggup
Menanti dalam denting-denting
Sang waktu yang terus berputar
Dengan harapan negeriku mampu
Bangkit dalam keterpurukan nurani
Karena sebagai putera bangsa
Indonesia, Aku adalah jiwa insan
Manusia yang menginginkan
Indonesia raya sanggup bangkit
Dan mampu merajai rimba dunia
Bangkit dan bangkitlah negeriku
Singkirkan benalu yang lumpuhkan
Langkah kakimu untuk maju dan
Kembali terbang tinggi dalam
Menghantam congkaknya dunia
Hiduplah negeriku, bangkitlah
Indonesiaku hapuskanlah airmata
Anak negeri yang telah lama menetes
Dalam duka dan kepiluan atas
Torehan-torehan luka dalam jiwa
Dirgahayu Negeriku INDONESIA ku
Tegar Guccie
Tragedi Pesta Demokrasi
17 Maret 2014
Penuh sejuta misteri dan elegi
Kehidupan aku tegak berdiri
Menatap fatamorgana dunia
Di dalam suatu ilusi kefanaan
Ku temui dan ku jumpai seonggok
Barisan para pemimpi diselimuti
Dengan kumpulan serdadu
Ambisi kebisuan dalam hasrat
Memimpin anak negeri
Bermimpi dengan sejuta mimpi
Berjudi dalam menapaki intuisi
Demi dalam suatu ambisi meraih
Sebuah kursi untuk menjadi
Pemimpin anak negeri
Ada yang menang dan ada yang
Kalah, ada yang benar dan ada
Yang salah seperti itulahh sebuah
Kompetisi pesta demokrasi dan
Sarat akan suatu ilusi kebatinan
Berkoar menjual janji dalam suara
Sumbang meraih simpati rakyat
Berkorban bertaruh jiwa dan raga
Menghamburkan sebagian materi
Demi meraih sebuah kursi
Katanya sih untuk negeri tapi
Terkadang menjadi sebuah tragedi
Saat sebuah kursi batal diraih
Dan harga diri jadi tak berarti
Begitulah para pemimpi.. Hehehe..
Jutaan bahkan miliaran uangpun
Menjadi saksi pemulus hasrat
Dalam meraih simpati anak
Negeri agar dipilih menjadi
Pemimpin rakyat semesta raya
Oooo, inilah sebuah tragedi dalam
Pesta demokrasi negeri ini
Suara rakyat dibeli dengan seonggok
Nilai rupiah dihibur oleh lenggak
Lenggok erotisme tubuh biduan wanita
Begitulah tragedi pesta demokrasi
Nurani tergadaikan hasrat akan
Ambisi yang digadang-gadang untuk
Menjual janji-janji yang mungkin
Tak sanggup untuk dapat ditepati
Kamuflase-kamuflase politikpun
Menjadi strategi ampuh dalam
Raih suara-suara sumbang warnai
Jiwa-jiwa sang rakyat yang haus
Akan keadilan sosial hakiki
Akupun disini hanya sanggup
Menanti dalam denting-denting
Sang waktu yang terus berputar
Dengan harapan negeriku mampu
Bangkit dalam keterpurukan nurani
Karena sebagai putera bangsa
Indonesia, Aku adalah jiwa insan
Manusia yang menginginkan
Indonesia raya sanggup bangkit
Dan mampu merajai rimba dunia
Bangkit dan bangkitlah negeriku
Singkirkan benalu yang lumpuhkan
Langkah kakimu untuk maju dan
Kembali terbang tinggi dalam
Menghantam congkaknya dunia
Hiduplah negeriku, bangkitlah
Indonesiaku hapuskanlah airmata
Anak negeri yang telah lama menetes
Dalam duka dan kepiluan atas
Torehan-torehan luka dalam jiwa
Dirgahayu Negeriku INDONESIA ku
Tegar Guccie
Tragedi Pesta Demokrasi
17 Maret 2014
No comments:
Post a Comment