Dialektika Sosial Anak Bangsa

Sebuah perjalanan panjang dalam untaian kata dalam jiwa, dedikasi yang tercipta untuk Sang Pencipta, yang terbaik dalam hidup dan untuk Negeriku Indonesia

Tuesday, March 25, 2014

Istri Soleha

Mungkin ini, menjadi suatu alasan bagiku mengapa aku benar-benar menginginkan dan berharap untuk memiliki seorang istri yang soleha, bukan hanya menjadi seorang ibu yang putera puteriku kelak, melainkan seorang ibu yang mulia, peduli akan sesamanya khususnya anak yatim, anak-anak terlantar, anak-anak disabilitas, para santri, serta orang-orang yang membutuhkan, besar harapanku agar Allah SWT meridhai aku untuk memiliki istri soleha dan memiliki anak-anak yang menjadi khalifah dan bidadari-bidadari dari surga.

Mengapa? karena meraih istri yang soleha adalah sebuah kebahagian, dan suatu keinginan yang sangat berharga bagi saya. Karena, perjalanan cinta yang akan aku jalani bersama dirinya disaksikan oleh keridhaan Allah SWT, dan alam semesta yang bertasbih kepadaNya.

Aku mungkin belumlah menjadi seorang yang soleh, namun, aku akan berusaha untuk menjadi seorang imam, pemimpin bagi keluarga yang akan aku bina kelak bersama istri. Aku akan membimbing dan menjaga istriku serta memuliakan dirinya sebagaimana wanita dengan memberikan yang terbaik untuknya. Karena kebahagian istriku kelak adalah hidupku dan tidak akan satupun hasrat dan keinginanku untuk menyakiti dirinya.

Sebagaimana, janji suci yang aku ucapkan dalam ijab qabul, dimana dalam ijab qabul itu aku menerima istriku yang diserahkan oleh kedua orang tua istriku sepenuhnya untuk diriku untuk aku bahagiakan secara utuh dengan segala kekurangan dan kelebihannya, aku harus mencintai istriku dengan sepenuh hati dan membimbingnya ke jalan yang lurus.

Sebagaimana halnya bila aku kaji makna dari sebuah ijab qabul, maka ijab qabul mengandung arti bahwa "aku sebagai suami, bersedia untuk menanggung dosa-dosa istriku dari ayah dan ibunya, atas dosa apa saja yang telah dia lakukan, dari tidak menutup aurat hingga meninggalkan sholat, serta akan aku tanggung semua dosa calon anak-anakku".

Jika aku GAGAL? Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadist.

"Maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku".
(HR. Muslim)

Seperti itulah yang menjadi tanggungjawabku sebagaimana seorang imam bagi keluargaku kelak, maka akupun berharap bahwa istriku adalah seorang istri soleha yang menghargai aku sebagaimana seorang pemimpin, karena tanggungjawabku sebagaimana seorang suami sejatinya bukanlah tugas yang ringan.

Aku akan berusaha membimbing, mendidik istriku dalam jalan dakwah, jalan yang diridhai oleh Allah SWT, dengan segala kesederhanaanku aku juga akan membina istriku kelak agar peduli akan sesama dengan cara berbagi dan hidup sederhana tanpa harus bermewah-mewahan, mempunyai harta namun tidak kaya raya.

Yang aku harapkan pada istriku adalah dirinya ramah dalam bersikap, lembut tutur katanya, menghargai seorang laki-laki, santun dalam diri, murah senyum, selalu menjaga emosi, perkataannya dan juga tidak kalah penting adalah selalu membasahi lidahnya dengan membaca Al-Quran, membasahi wajahnya dengan basuhan air wudhu untuk sholat, membiasakan diri untuk sholat malam dan akan lebih istimewa lagi bila selalu berbagi antar sesama, bersolawat, berdzikir, bertasbih dan berdoa memohon ampunan, ridha dan kasih sayang Allah SWT Sang Maha Pencipta dan Pecinta Sejati.

Akupun juga berharap istriku kelak dengan kemurnian cintanya, selain menjadi istri terbaik bagiku dan menjadi ibunda bagi anak-anakku, istriku juga mau memberikan arti bagi kehidupan banyak orang, tidak dibutakan akan harta melainkan mau berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan, dan akupun berharap istriku juga mau membagi ilmunya untuk mereka, berbagi cerita, berbagi suka duka dengan mereka.

Karena dengan berbagi dengan sesama, maka aku dan istriku akan luar biasa, dan dengan berbagi maka keluargaku akan selalu mendapatkan keberkahan nikmat rezeki yang berlimpah tiada tara dan diselimuti oleh rasa bersyukur.

Istriku begitulah sepenggal kisah yang aku harapkan untuk dapat kau pahami dengan sepenuh hatimu, begitu beratnya bagiku untuk selalu menjaga, membimbing, membahagiakan, menafkahi dirimu dan akupun tidak ingin menjadi seorang suami yang berlumuran dosa karena telah gagal untuk membimbingmu untuk menjadi seorang istri yang soleha.

Istriku janganlah kau biarkan airmataku menetes, karena kegagalanku untuk membawamu ke jalan yang Allah SWT ridhai, sempurnakan dan lengkapilah diriku sebagaimana imammu dengan menghargai, dan menghormati diriku sebagaimana seseorang yang diamanahkan oleh kedua orang tuamu kepadaku, dan akupun akan selalu berusaha untuk menjadi suami yang terbaik bagimu dengan selalu membahagiakan kamu.

Istriku, dekaplah tubuhku, temanilah aku, sempurnakanlah jiwaku, sadarkanlah ku, menarilah bersamaku dengan kebahagianmu, dengan canda tawamu, hapuskanlah sepiku, hangatkan jiwaku dalam pelukmu, reguk dan teguklah kebahagian kita dengan rasa cinta dan kasih sayang kita berdua bersama anak-anak, cucu-cucu kita sepenuhnya.

Istriku, genggamlah tanganku, biarkanlah aku berada dalam pelukmu menghapus letihku, dan lantunkanlah kata-kata indah dalam sholawat, lantunan ayat-ayat suci Al-Quran, bacaan dzikirmu, tasbihmu, dalam keanggunan iman dan ketaqwaanmu pada Allah SWT dalam setiap sujudmu kepadaNya.

Istriku jadilah kau menjadi bidadari surgaku, dengan segala kemulian hati, keanggunan jiwamu, bingkailah hari-hari cinta kita berdua dengan kebahagian, dengan kemurnian lautan keberkahan dari buah cinta kita dengan menjadi orang tua yang terbaik bagi anak-anak kita hingga anak-anak kita menjadi anak-anak yang berguna bagi bangsa, negara serta dunia dan akhirat.

Terima kasih istriku atas segala cintamu.

I Love You.

Tegar Guccie
Istri Soleha
25 Maret 2014

No comments:

Post a Comment