"Mereka dirampas haknya tergusur dan lapar
bunda relakan darah juang kami
tuk bebaskan rakyat"
Ya, petikan lagu itu mungkin hanyalah sebuah petikan lagu biasa, yang selalu dinyanyikan dalam sebuah aksi demonstrasi di Indonesia, yang merupakan sebuah lagu yang tercurah dan terukir jelas dalam sebuah coretan dalam kertas, yang tertuang berdasarkan kepedulian kepada rakyat. Tapi, ntah kenapa meskipun selalu dinyanyikan tetap saja pecundang-pecundang pemerintah berdiam dan tidak pernah mau peduli akan tangisan dan jeritan sang rakyat, lantas jika memang pemerintah tak mau peduli terhadap rakyat untuk apa ada sebuah pemerintah kalau hanya menjadi seorang pesuruh, dan membiarkan tetesan darah menetes pada rakyat yang tertindas akan suatu keadilan dan pemerintah.
Buat apa ada pemerintah yang ditempatkan di Istana Negara dan di DPR kalau hanya bisa berfoya-foya di atas penderitaan rakyat. Sudahlah, cukup sudah kau menyia-nyiakan rakyat dengan aksi korupsimu dan janganlah kau mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang semakin menjerat rakyat seperti menaikkan BBM, karena dengan menaikkan BBM sama saja membiarkan rakyat mati secara pelan-pelan kenapa? Karena jika BBM naik semua harga menjadi naik, biaya transportasi naik, biaya pengobatan naik, biaya pendidikanpun juga naik dan lucunya pajakpun juga naik.
Kenapa tidak sekalian saja rakyat kau suruh naik ke atas tiang gantungan agar semua rakyat yang tidak kau pedulikan itu mati karena kebijakanmu wahai pemerintah, oleh kebijakan-kebijakan yang dapat membunuh mereka secara pelan-pelan. Terlebih lagi karena kebijakan BLT (bantuan langsung tunai) yang menjadikan rakyat malas, dan menjadikan rakyat sebagai seorang pengemis, selain itu dengan adanya BLT yang nominalnya hanya sebesar 150 ribu perbulan menjadikan rakyat mengalami stagnasi yang dikarenakan oleh tidak seimbangnya BLT dengan naiknya harga-harga kebutuhan hidup.
Ironis memang jika harus menjadi rakyat yang miskin dan tertindas, Ironis memang jika tidak ada satupun orang yang mau mendengarkan jeritan mereka, tapi apakah kita yang peduli dengan nasib mereka hanya bisa diam tanpa mencoba tuk melakukan suatu tindakan? Upaya yang pernah saya lakukan untuk mereka mungkin baru hanya ikut serta berdemonstrasi bersama kawan-kawan masa aksi dan para rakyat, serta selalu melakukan interaksi-interaksi sosial seperti buruh transportasi, pengamen jalanan, pedagang klontong serta interaksi sosial lainnya dan beberapa kali menanyakan kabar mereka, bagaimana penghasilan yang mereka dapatkan, bagaimana kondisi keluarga mereka, bagaimana anak-anak mereka dan lain-lain serta mendoakan mereka agar mendapatkan limpahan rezeki yang halal dari اَللّهُ SWT. Namun, semua itu saya akui belumlah cukup karena banyak sekali kesulitan-kesulitan yang di alami oleh sang rakyat dan sangatlah begitu sulit jika berjuang dengan sendirinya tanpa bisa untuk menyadarkan dan mengajak kawan atau orang lain untuk turut peduli dengan senantiasa tulus dan ikhlas untuk benar-benar peduli serta mau melakukan aksi nyata hanya demi mereka yang kesulitan ntah itu lewat pendidikan, kesehatan, ataupun menjadi seorang donatur yang berfungsi sebagai amal dan sodakoh bagi rakyat kecil untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kesulitan yang di alami oleh rakyat Indonesia semua ini dikarenakan oleh ketidakpedulian pemetintah terhadap saudara-saudara setanah air yang menghabiskan uang negara hanya untuk memenuhi kebutuhan partai dan golongannya, semua ini juga karena pemerintah yang rakus akan kekayaan dan melakukan aksi nyata untuk korupsi lalu tertidur di gedung DPR dan Istana negara sambil makan uang rakyat tanpa mau bertanggung jawab dan menghiraukan jerit tangis sang rakyat. Apakah pemerintah benar-benar dungu, tuli, buta, dan bisu sehingga harus mengabaikan nasib jutaan rakyat padahal sudah jelas di atur dalam undang-undang dasar menyatakan bahwasannya negara bertanggung jawab atas kesejahteraan, dan harus mencerdaskan rakyat agar terbebas dari kemiskinan.
Tapi apa yang terjadi kini pemerintah bukan hanya melalaikan tanggung jawabnya, pemerintahpun juga merampas hak-hak rakyat untuk memperoleh pendidikan, pekerjaan, pengobatan serta menikmati kekayaan alam yang berlimpah dibumi Indonesia ini sehingga harus banyak penderitaan-penderitaan yang harus di alami oleh rakyat, seperti banyaknya rakyat yang mati kelaparan karena mahalnya harga kebutuhan pangan, seperti banyak generasi-generasi muda yang menjadi bodoh karena putus sekolah dan tak bekerja, adapun rakyat yang harus rela tergusur oleh kebijakan tolol pemerintah karena alasan pembangunan dan memanfaatkan pemodal asing untuk meraih suatu keuntungan. itulah bentuk pemiskinan yang dilakukan pemerintah Indonesia kepada rakyat tapi perlu kau ingat para pemerintah kelabu rakyat belumlah kalah karena pasukan revolusioner untuk rakyat akan senantiasa membayang-bayangimu dalam menuntut hak rakyat dan akan menjatuhkan rezim banci seperti pemerintahan SBY-Boediono.
bunda relakan darah juang kami
tuk bebaskan rakyat"
Ya, petikan lagu itu mungkin hanyalah sebuah petikan lagu biasa, yang selalu dinyanyikan dalam sebuah aksi demonstrasi di Indonesia, yang merupakan sebuah lagu yang tercurah dan terukir jelas dalam sebuah coretan dalam kertas, yang tertuang berdasarkan kepedulian kepada rakyat. Tapi, ntah kenapa meskipun selalu dinyanyikan tetap saja pecundang-pecundang pemerintah berdiam dan tidak pernah mau peduli akan tangisan dan jeritan sang rakyat, lantas jika memang pemerintah tak mau peduli terhadap rakyat untuk apa ada sebuah pemerintah kalau hanya menjadi seorang pesuruh, dan membiarkan tetesan darah menetes pada rakyat yang tertindas akan suatu keadilan dan pemerintah.
Buat apa ada pemerintah yang ditempatkan di Istana Negara dan di DPR kalau hanya bisa berfoya-foya di atas penderitaan rakyat. Sudahlah, cukup sudah kau menyia-nyiakan rakyat dengan aksi korupsimu dan janganlah kau mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang semakin menjerat rakyat seperti menaikkan BBM, karena dengan menaikkan BBM sama saja membiarkan rakyat mati secara pelan-pelan kenapa? Karena jika BBM naik semua harga menjadi naik, biaya transportasi naik, biaya pengobatan naik, biaya pendidikanpun juga naik dan lucunya pajakpun juga naik.
Kenapa tidak sekalian saja rakyat kau suruh naik ke atas tiang gantungan agar semua rakyat yang tidak kau pedulikan itu mati karena kebijakanmu wahai pemerintah, oleh kebijakan-kebijakan yang dapat membunuh mereka secara pelan-pelan. Terlebih lagi karena kebijakan BLT (bantuan langsung tunai) yang menjadikan rakyat malas, dan menjadikan rakyat sebagai seorang pengemis, selain itu dengan adanya BLT yang nominalnya hanya sebesar 150 ribu perbulan menjadikan rakyat mengalami stagnasi yang dikarenakan oleh tidak seimbangnya BLT dengan naiknya harga-harga kebutuhan hidup.
Ironis memang jika harus menjadi rakyat yang miskin dan tertindas, Ironis memang jika tidak ada satupun orang yang mau mendengarkan jeritan mereka, tapi apakah kita yang peduli dengan nasib mereka hanya bisa diam tanpa mencoba tuk melakukan suatu tindakan? Upaya yang pernah saya lakukan untuk mereka mungkin baru hanya ikut serta berdemonstrasi bersama kawan-kawan masa aksi dan para rakyat, serta selalu melakukan interaksi-interaksi sosial seperti buruh transportasi, pengamen jalanan, pedagang klontong serta interaksi sosial lainnya dan beberapa kali menanyakan kabar mereka, bagaimana penghasilan yang mereka dapatkan, bagaimana kondisi keluarga mereka, bagaimana anak-anak mereka dan lain-lain serta mendoakan mereka agar mendapatkan limpahan rezeki yang halal dari اَللّهُ SWT. Namun, semua itu saya akui belumlah cukup karena banyak sekali kesulitan-kesulitan yang di alami oleh sang rakyat dan sangatlah begitu sulit jika berjuang dengan sendirinya tanpa bisa untuk menyadarkan dan mengajak kawan atau orang lain untuk turut peduli dengan senantiasa tulus dan ikhlas untuk benar-benar peduli serta mau melakukan aksi nyata hanya demi mereka yang kesulitan ntah itu lewat pendidikan, kesehatan, ataupun menjadi seorang donatur yang berfungsi sebagai amal dan sodakoh bagi rakyat kecil untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kesulitan yang di alami oleh rakyat Indonesia semua ini dikarenakan oleh ketidakpedulian pemetintah terhadap saudara-saudara setanah air yang menghabiskan uang negara hanya untuk memenuhi kebutuhan partai dan golongannya, semua ini juga karena pemerintah yang rakus akan kekayaan dan melakukan aksi nyata untuk korupsi lalu tertidur di gedung DPR dan Istana negara sambil makan uang rakyat tanpa mau bertanggung jawab dan menghiraukan jerit tangis sang rakyat. Apakah pemerintah benar-benar dungu, tuli, buta, dan bisu sehingga harus mengabaikan nasib jutaan rakyat padahal sudah jelas di atur dalam undang-undang dasar menyatakan bahwasannya negara bertanggung jawab atas kesejahteraan, dan harus mencerdaskan rakyat agar terbebas dari kemiskinan.
Tapi apa yang terjadi kini pemerintah bukan hanya melalaikan tanggung jawabnya, pemerintahpun juga merampas hak-hak rakyat untuk memperoleh pendidikan, pekerjaan, pengobatan serta menikmati kekayaan alam yang berlimpah dibumi Indonesia ini sehingga harus banyak penderitaan-penderitaan yang harus di alami oleh rakyat, seperti banyaknya rakyat yang mati kelaparan karena mahalnya harga kebutuhan pangan, seperti banyak generasi-generasi muda yang menjadi bodoh karena putus sekolah dan tak bekerja, adapun rakyat yang harus rela tergusur oleh kebijakan tolol pemerintah karena alasan pembangunan dan memanfaatkan pemodal asing untuk meraih suatu keuntungan. itulah bentuk pemiskinan yang dilakukan pemerintah Indonesia kepada rakyat tapi perlu kau ingat para pemerintah kelabu rakyat belumlah kalah karena pasukan revolusioner untuk rakyat akan senantiasa membayang-bayangimu dalam menuntut hak rakyat dan akan menjatuhkan rezim banci seperti pemerintahan SBY-Boediono.
Salam Perjuangan
-Tegar Guccie-
No comments:
Post a Comment