"Musisi jalanan menapakkan kaki di atas mentari,
Walaupun panas jejak langkahmu takkan pernah
Dapat terhenti"
Mungkin itu sebuah karangan kata yang pernah terucap olehku yang pernah berkumpul dengan mereka para musisi jalanan yang dari pintu ke pintu bus kota menyanyi dengan suara sumbang untuk menghibur para penumpang ataupun menghibur para pengendara yang melintasi sudut kota. walau terkadang sedikit sekali uang yang mereka dapatkan mereka tetap berusaha untuk menjual suara sumbangnya demi menghibur para penumpang.
Seperti halnya teman musisi jalanan saya yang bernama Amai yang dimana di mengatakan bahwa dia menghibur para penumpang bus kota itu dilakukan dengan senang hati demi musik Indonesia, dia rela menjual suaranya meskipun terkadang diselimuti oleh debu, dan dihantui oleh kerasnya kehidupan jalanan. seperti: Narkoba, mendapatkan perlawanan dari beberapa oknum Satpol PP, bahkan harus terpaksa berkelahi menghadapi preman jalanan ataupun sesama pengamen jalanan yang merasa iri dengan dirinya. ya, begitulah kehidupan di jalanan seandainya saja mereka memiliki kehidupan yang layak, tanpa harus memikirkan kesulitan hidup dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari tentu saja tidak adalagi mereka yang harus bekerja di jalan dan mendapatkan cemoohan serta penilaian negatif dari masyarakat yang mengatakan bahwa musisi jalanan identik dengan gaya hidup yang tidak baik seperti pemakai narkoba, bahkan sampai ada yang menilai sebagai pelaku kejahatan di sudut ibukota.
Karena saya sudah tau Amai dan teman-temannya seperti apa jadi dapat saya katakan bahwa setiap orang yang menilai sempit para musisi jalanan dapat saya tekankan bahwa tidak semua dari mereka itu bersifat brutal atau kasar toh banyak koq dari mereka yang baik yang masih mengenal norma agama, maupun nilai-nilai sosial maka saya harapkan jangan langsung menilai dari penampilannya saja tapi cobalah untuk mengenalnya lebih dekat baru menilai seperti apa mereka.
Di balik jejak langkah mereka terkadang ada suatu problematika yang harus mereka hadapi dimana dari hasil jerih payahnya mereka menyumbangkan suara sumbangnya dari pintu ke pintu bus kota dan sudut-sudut lampu merah yang mereka tapaki pasalnya uang yang mereka dapatkan terkadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya bahkan adapula yang terpaksa menjual suara demi membiayai adiknya sekolah bahkan demi membiayai biaya pengobatan keluarganya yang dirawat di rumah sakit sehingga tidak jarang bagi mereka meneteskan air matanya karena terharu dan mengingat anak istrinya
Di balik jejak langkahnyapun terkadang musisi jalanan bisa mengekspresikan dirinya lewat lagu-lagu yang terlahir dari buah kreatifitasnya sebagai pecinta musik sehingga orang yang mendengarkan suaranyapun terkadang kagum, bangga, dan merasa terhibur atas nyanyian-nyanyian yang mereka nyanyikan bahkan sampai ada yang tertawa tak tertahankan dikarenakan oleh syair-syair lagu yang lucu dan kreatif yang terlahir dari buah fikir para musisi jalanan ada yang menyindir pemerintahan, dan ada juga yang menyanyikan lagu soal lelucon yang memancing tawa pendengarnya dimanapun dia berada.
Ya mungkin begitu banyak kenangan yang sudah terlewatkan di dalam mengenal para musisi jalanan tersebut ada tawa, ada nyanyian bersama, berjabat tangan dan berkumpul bersama mereka bahkan ada pula dari mereka yang mengingatkan saya untuk selalu berdoa dan beribadah kepada Allah SWT. ingin sekali berkumpul dan bercerita dengan mereka seperti waktu itu karena ini merupakan suatu pengalaman yang berharga yang saya rasakan bersama mereka "PARA MUSISI JALANAN"
Mungkin ini hanya sebuah cerita dibalik suatu cerita nyata yang saya rasakan bersama mereka tapi cerita ini merupakan sebuah cerita yang berharga bagi saya sebagaimana manusia biasa yang peduli akan kehidupan sosial di INDONESIA
Salam Musisi Jalanan INDONESIA
-Tegar Guccie-
No comments:
Post a Comment