Indonesia
tanah air beta, pusaka abadi nan jaya Indonesia sejak dulu kala tetap
dipuja-puja bangsa. Begitulah petikan sebuah lagu yang membangkitkan semangat
saya untuk selalu mencintai negeri ini, negeri tempat dimana saya dilahirkan
dan tumbuh sebagai generasi penerus bangsa, dan tidak pernah bosan untuk
menelusuri jalan setapak, menelusuri dan berinteraksi dengan kehidupan sosial
yang penuh dengan problematika.
Setiap kali
saya melangkahkan kaki melintasi Jakarta sering sekali saya jumpai
kehidupan-kehidupan sosial yang menjadi suatu ironi, dimana banyaknya saya
temui anak-anak penerus bangsa putus sekolah dan terpaksa bertarung dengan
liarnya jalan raya untuk mencari uang demi kebutuhan hidup, entahlah apa yang
dipikirkan oleh orang tuanya yang membiarkan anaknya harus berkelana menyusuri
jalan mengemis, dan menjual suara sumbangnya di jalan hanya untuk mendapatkan
uang receh yang tidak tentu berapa jumlahnya, mungkin inilah jalan yang harus
ditempuh oleh generasi penerus bangsa yang terpinggirkan dan terlupakan seperti
mereka. Yang berjuang demi kelangsungan hidup mereka yang terpuruk akan
gelombang kemiskinan.
A. Kurangnya Peran Pemerintah Dalam
Menyelamatkan Generasi Muda Penerus Bangsa.
Dalam
menyikapi problematika yang menimpa generasi penerus bangsa dipicu oleh
kemiskinan dan kesulitan ekonomi yang dialami sebagian besar masyarakat
Indonesia dewasa ini, dalam hal ini tidak dapat terlepas dari peranan
pemerintah yang berkewajiban untuk melindungi seluruh warga negaranya bahkan
mensejahterakan rakyatnya tanpa terkecuali, berkaca pada pembukaan
Undang-undang dasar 1945 menyebutkan bahwa “
Untuk membentuk suatu pemerintah negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
[1]”,
dari
pembukaan Undang-undang dasar 1945 sudah secara jelas dan lantang menyebutkan
bahwa pemerintah bertanggung jawab di dalam mensejahterakan dan mencerdaskan
bangsa, maka bukanlah suatu alasan lagi bagi pemerintah untuk tidak menjalankan
peranannya di dalam menyelamatkan generasi-generasi muda penerus bangsa
dimanapun mereka berada tanpa terkecuali.
Saat ini yang dapat saya lihat dan saya alami
sebelumnya adalah pemerintah hanya sanggup untuk berwacana di dalam
mensejahterakan, dan mencerdaskan rakyat, tanpa merealisasikan wacana tersebut
secara terperinci dan detail dalam merealisasikan wacana tersebut terhadap
rakyat, sehingga banyak sekali problematika yang terjadi dan membuat masyarakat
kecil selalu terpinggirkan.
Pemerintah dapat saya katakan kurang berperan,
dan hanya berwacana hal ini ditandai oleh banyaknya kita jumpai sekolah-sekolah
yang rusak karena termakan usia, serta minimnya sarana pendidikan di pelosok
negeri yang mungkin tidak tersentuh oleh pemerintah atau bahkan mungkin
terlupakan.
Dan melihat kondisi Negara ini yang membuat
saya perihatin adalah pemerintah disini bukannya berkompetisi dalam membuat
suatu kebijakan yang menjadikan rakyat Indonesia menjadi produktif, dan berdaya guna melainkan bekompetisi dan berelaborasi
dalam persatuan koalisi, sehingga menimbulkan suatu tanya bahwa pemerintah ada
untuk siapa? Untuk rakyatkah atau untuk menyelematkan kepentingan politik yang
dikolaborasikan di dalam partai politik?
Kembali kepada generasi penerus bangsa yang hinggap
di antara debu-debu jalanan, yang lewat karya mereka terkadang tidak ada
satupun orang yang mau peduli akan kesulitan mereka, setelah beberapa kali saya
mencoba untuk berinteraksi dengan mereka (Anak-anak Pengamen Jalanan) yang
berkarya walau harus terselimuti debu, sebagian dari mereka mengatakan bahwa
mereka ingin sekolah sampai perguruan tinggi, karena kesulitan hidup, dan faktor
ekonomi yang berdampak kepada mahalnya biaya pendidikan, menghentikan langkah
kakinya untuk bersekolah dan memilih untuk hidup di kerasnya jalanan Ibukota.
Setidaknya pemerintah yang memiliki tanggung
jawab penuh di dalam mencerdaskan bangsa. Pemerintah tidak hanya terbentur akan
terlaksananya program Bantuan Operasional Sekolah saja melainkan juga menumbuhkembangkan
kreatifitas para generasi muda, lewat pendidikan, dan pelatihan-pelatihan yang
tepat guna tanpa harus memikirkan biaya atau keuntungan yang hendak dicapai
oleh pemerintah karena pasalnya masa depan negeri yang kita cintai ini berada
pada pundak para generasi penerus bangsa.
Satu hal lagi, setidaknya pemerintah juga senantiasa
mempedulikan nasib generasi-generasi penerus bangsa yang terhimpit oleh
kemiskinan, dan kesulitan hidup dengan ikut memikirkan masa depan terbaik bagi
mereka sehingga mereka dapat berkarya, berprestasi seperti mereka yang
berkecukupan hidupnya serta dapat menjadi pribadi yang cerdas dan terbebas dari
kebodohan yang menjurus kepada kemiskinan. Maka dengan begitu tidak ada lagi
generasi-generasi muda penerus bangsa yang harus mengalami putus sekolah dan
berjuang hidup dengan menjadi pengamen jalanan, pemulung, bahkan sampai menjadi
seorang pengemis dan cukup satu penyataan dari saya bahwa “SELURUH GENERASI
PENERUS BANGSA HARUS BERSEKOLAH DAN BERPRESTASI UNTUK NEGERI”
B. Bentuk-bentuk Kegiatan Yang Perlu
Dilakukan Dalam Menyelamatkan Generasi Penerus Bangsa
Di dalam
menyelamatkan generasi penerus bangsa perlu adanya suatu sikap yang di dasarkan
oleh kepedulian yang besar dari kita dalam melihat problematika yang menimpa
para generasi muda saat ini, dimana kurangnya suatu keinginan yang besar bagi
generasi muda saat ini untuk berkarya baik lewat pikiran, seni, maupun budaya
dan karya-karya lainnya, serta kurang mendapatkan perhatian yang cukup, baik
dari keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalam menumbuhkembangkan kreatifitas
mereka menimbulkan suatu stigma atau hambatan pada generasi muda untuk berkarya
demi masa depannya nanti.
Hal ini juga dikarenakan
oleh kurangnya sarana, prasarana dan akomodasi biaya yang memadai bagi generasi
muda untuk memikirkan karya apa yang sangat berarti yang dapat mereka buat
terlebih lagi dikarenakan oleh kehidupan sosial mereka yang serba kekurangan.
Pada saat ini
sudah banyak orang-orang yang tergabung dalam suatu komunitas yang di dasarkan
atas rasa kepedulian yang tinggi mencoba untuk turun dan membaur bersama
generasi-generasi muda yang kurang mampu dalam mengasah dan memberikan suatu
inspirasi kepada mereka agar dapat menuangkan suatu karya baik dalam segi pendidikan,
kesenian, maupun tulisan. Seperti halnya yang dilakukan oleh
komunitas-komunitas dibawah ini yang mendedikasikan dirinya untuk mengabdi pada
masyarakat sosial tanpa terkecuali generasi muda penerus bangsa yang nasibnya
kurang beruntung dan kurang terjamah oleh pemerintah.
1. Rumah Musik Harry Roesli
Rumah
Musik Harry Roesli yang didirikan dari tahun 1998 mempunyai sifat tersendiri
yaitu satu komando dari almarhum Harry Roesli tanpa ada pemisahan antara seni,
tari, musik, tetapi setelah Harry wafat, setiap kegiatannya berbentuk
sistem-sistem yang disekat dalam lingkup masing-masing. "Sekarang
ada pemisahan antara satu kegiatan lingkup seni, tari, musik, budaya dan
sosial, dengan pengurus masing-masing[2]
Rumah
Musik Harry Roesli ini dapat saya katakan sangat menginpirasi kita sebagai
pemuda dimana komunitas terbentuk di dasarkan kepedulian yang tinggi terhadap
anak-anak jalanan agar mereka bisa berkarya dengan sebagaimana mestinya baik
lewat seni, tari, musik, budaya dan sosial sehingga anak-anak jalanan yang
tergabung dalam Rumah Musik bukan hanya menjadi seniman jalanan yang diselimuti
debu tetapi juga menjadi pribadi kreatif, dan berguna bagi bangsa dan Negara.
2. Shoebox Project
“Karena sepatu
yang membutuhkan kotak sepatu
Dan bukan sebaliknya…”
Dan bukan sebaliknya…”
“Karena berbagi adalah KEBUTUHAN, bukan
KEWAJIBAN”[3]
begitulah motto yang selalu diucapkan dalam oleh aktor-aktor pelaku di
komunitas ini yang menjadi suatu inspirasi bagi kita untuk senantiasa berbagi
dengan siapapun, dan yang menjadi inspirasi bagi saya disini adalah di dalam karya
untuk berbagi dengan anak-anak kurang mampu untuk menuangkan suatu impian, atau
mimpinya dalam sebuah tulisan yang dituangkan dalam buku “kaki mimpi” dan bukan
hanya itu komunitas ini juga mengadakan kegiatan-kegiatan positif yang
tujuannya menumbuhkembangkan semangat generasi penerus bangsa untuk
berkarya-dan terus berkarya dengan apa yang mereka bisa buat sehingga generasi
muda tersebut tidak hanya sanggup bermimpi melainkan juga sanggup untuk meraih
mimpi-mimpinya
Kami ingin setiap
anak “memegang” mimpinya. Oleh karena itu, kembali kami mengajak kalian untuk
membantu mewujudkan mimpi mereka. 1 orang, beli 1 buku, untuk diberikan ke 1
anak pemilik mimpi. Sederhana! [4]
3. Komunitas Anak Langit
Anak
Langit adalah suatu organisasi non-profit yang bergerak di bidang pendidikan
dan pelatihan untuk anak jalanan serta pemberdayaan masyarakat miskin, berbagai
aktifitas secara rutin dan berkala diselenggarakan disini seperti: belajar, bersembahyang,
berkesenian, berketerampilan, bermain, dll
Aktivitas
bebas mengalir disini, tak ada hambatan, dan rintangan bagi mereka yang
memiliki potensi dan kemampuan untuk lebih maju. Adapun pembelajaran yang
mereka dapatkan disini seperti membaca, berhitung, menulis, matematika, fisika,
agama hingga belajar keterampilan kerja seperti menjahit, menyablon, beternak,
bercocok tanam sampai memperbaiki mesin.[5]
Alangkah sangat berartinya kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan di komunitas anak langit ini dan tentunya diharapkan dengan
adanya komunitas anak langit ini juga menginspirasi kita sebagai generasi muda
untuk terus berkarya dan terus berkarya demi menggali potensi kita terutama
untuk menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan Negara.
Dengan
adanya komunitas-komunitas ini tentunya menjadi suatu factor penggerak atau
sebagai motor utama untuk menyelamatkan generasi muda kita untuk Indonesia dan
saya yakin jika semua orang yang ada dinegeri ini tergerak dan termotivasi
untuk peduli dangan sesama, dan bersama-sama menjalin suatu kekuatan untuk
mencerdaskan bangsa saya yakin Indonesia akan bangkit menjadi Negara yang
besar, maju, dan sejahtera.
Salam perjuangan
-Tegar Guccie-
No comments:
Post a Comment