Dialektika Sosial Anak Bangsa

Sebuah perjalanan panjang dalam untaian kata dalam jiwa, dedikasi yang tercipta untuk Sang Pencipta, yang terbaik dalam hidup dan untuk Negeriku Indonesia

Wednesday, August 13, 2014

Jejak Langkah Sang Pujangga



Begitu banyak seorang pujangga yang terlahir dari sebuah seni
Begitu banyak pula seorang pujangga yang mendedikasikan hidupnya demi sebuah cinta
Aku mungkin bukanlah seorang pujangga, tapi aku adalah seorang pecinta wanita
Yang tiada lain, dia adalah seorang istri bagiku dan akanku jadikan dia bidadari surgaku

Kita mungkin saja sama-sama pantas untuk dikatakan sebagai seorang penulis, kita mungkin saja mampu untuk mendedikasikan separuh hidup kita untuk dapat megukir keindahan dunia dalam sejuta kata yang terangkai indah dalam sebuah sastra dan bahasa, kita mungkin sama-sama memacu hasrat  dalam jiwa yang penuh akan cinta-cinta sejati hinggapun kita pantas untuk dapat disebut dan dikenal sebagai seorang maestro pujangga cinta yang hakiki, kita mungkin pula sama-sama menjadi seorang actor peran utama, dan saksi hidup dalam sebuah sandiwara yang sama-sama kita perankan bersama di sebuah pertunjukkan seni kefanaan kehidupan di dunia ini.

Ada yang tertawa terbahak-bahak, ada pula yang menangis sendu-sedan, ada yang baik, ada pula yang jahat, terlebih lagi ada pula orang-orang yang sok eksentrik di dalam menjalani kehidupan ini, dan ketika kita mencari tau akan sebuah arti dalam dirinya, banyak sebagian orang yang tidak pernah mau untuk dapat peduli akan siapa dirinya dan bagaimana dirinya. Seolah-olah hidup ini adalah sebuah pertunjukkan pewayangan yang tiada pernah kita ketahui apa yang akan terjadi dan apa yang tidak akan pernah terjadi, karena segala sesuatunya hanyalah Allah SWT yang mengetahuinya.

Tugas kita sebagaimana seorang manusia hanyalah menjalani hidup ini dengan benar, selalu berada di dalam jalan lurusNya, serta selalu memberikan yang terbaik untuk dunia dan akhirat, hingga pada akhirnya nanti kita semua dapat menikmati kebahagian yang sejati dan tidak akan pernah lekang oleh sebuah waktu. Karena dimasa itulah kita semua akan kembali kepadaNya, maka selama masih kita diberikan suatu kesempatan untuk dapat menjadi seorang pribadi manusia yang berguna bagi dunia dan akhirat, maka berikanlah yang terbaik hingga pada akhirnya kita semua dapat kembali dengan selalu membawa lindungan kasih, sayang, ridha, dan ampunanNya. Mungkin ini hanya sebuah sebagian kecil gambaran hidup di dunia namun, alangkah baiknya bagi kita semua untuk dapat kembali menata diri kita untuk senantiasa meningkatkan mutu, taqwa diri kita di dalam menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.

Seorang pujangga, dengan para pujangga-pujangga terdahulupun tentunya tidak akan pernah lepas dari segala keridhaan dan kasih sayang Allah SWT. Hingga menjadikan diri mereka terlahir dan pantas untuk dapat dikatakan sebagai seorang pujangga.

Berkaca dari itu semua, dalam sebuah tulisan usang ini, aku mungkin bukanlah seorang pujangga yang mempunyai suatu kemampuan yang melebihi kemampuan para pujangga-pujangga yang pernah terlahir di dunia ini. Meskipun aku mampu untuk mendeskripsikan sebuah karya yang bersumber dari nalar, dan nuraniku yang terbungkus dalam sebuah pemikiran di dalam otakku, namun dapat aku katakan bahwasannya diriku berbeda dengan para pujangga-pujangga terdahulu lainnya yang mungkin telah lama dan telah lebih dahulu lahir dalam kehidupan ini, dan akupun menghargai pujangg-pujangga cinta terdahulu yang pernah terlahir di dunia ini.

Namun, meskipun beberapa diantaranya kita sama dan mendedikasikan sebagian hidup kita untuk dunia, namun jalan jalan hidup kita sangatlah berbeda, dan mungkin aku memanglah terlahir untuk menjadi seorang pujangga cinta seperti kalian, akan tetapi perjalanan hidup kita sangatlah berbeda. Jadi dapat aku katakan bahwa aku memanglah seorang pujangga cinta, seorang pecinta sejati, seorang penyair, seorang penulis yang selalu mewarnai dunia dengan ragam tulisan yang pernah aku torehkan untuk dunia dengan menuai beranekaragam unsur cinta-cinta sejati di dalamnya, dan karena aku adalah seorang pecinta sejati yang mendedikasikan hasrat cintaku kepada seseorang wanita sejati yang pantas untuk aku jadikan dirinya seorang istri bagiku, dan cinta itu akan aku berikan kepada dirinya seorang, meskipun sebelumnya aku pernah menorehkan hasrat cintaku kepada wanita lainnya, namun ku pastikan dan ku tetapkan cintaku kepada wanita lainnya sudah terhapuskan dikala aku meminang dan menjadikan dirinya menjadi bagian hidupku yang aku harapkan dirinya dapat menjadi seorang bidadari surga bagiku.

Aku adalah seorang pecinta sejati yang tiada henti atau lelah untuk dapat bermesraan dengan rimba alam, dan harmonisasi jiwa dalam nada-nada kehidupan, akupun bukanlah seorang pecinta sejati yang selalu membagi-bagikan cinta kepada sejuta wanita yang pernah aku temui, karena aku adalah seorang pecinta sejati yang tercipta untuk dapat mencintai seorang wanita yang telah diriwayatkan untuk dapat menjadi seorang pendamping hidupku disepanjang hidup yang aku lalui, dan bersama dirinya dengan membawa restu, cinta kasih sayang, dan dengan membawa ridha Illahi akupun ingin menjadi seorang pecinta sejati yang tidak pernah lepas untuk dapat menjadi seorang imam yang berakhlak mulia untuk dapat senantiasa mencintai istriku dan anak-anakku dengan senantiasa untuk dapat memuliakan dan menyayangi serta menafkahi dirinya dengan hasil keringatku, akupun ingin senantiasa membimbing mereka dalam berpegang teguh kepada nilai-nilai agama, hingga mereka benar-benar manjadi pribadi yang penuh akan cinta dan menjadi pribadi yang soleh dan soleha.

Sebagaimana seorang pecinta sejati aku hanya ingin mengaplikasikan cinta-cinta sejati yang hanya aku berikan kepada istriku seorang. Karena dengan hidup selalu bersama dirinya, selalu bermesraan dengan dirinya, selalu hidup dalam meraih cintanya dan menikmati keanggunan paras cantik serta kelembutan hati dan kehangatan tubuhnya disaat aku mendekap dan memeluknya, aku rasakan bahwa begitu nikmatnya dunia ini bila aku habiskan waktuku untuk dapat selalu dengan dirinya. Dengan harapan akupun juga merasakan nikmatnya kemuliaan cinta tulus sejati yang hadir dalam keharuman semerbak tubuhnya yang terukir indah disepanjang hidup diriku dengan dirinya, dan dalam bingkaian keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah tentunya, agar keluarga yang akan aku bina selalu bersama dirinya selain dapat senantiasa untuk bersyukur kepadaNya juga selalu mendapatkan kenikmatan yang tiada henti-hentinya dengan selalu merasakan indahnya kenikmatan disetiap rahmat, hidayah, barakah, ridha, kasih, sayang dan tentunya merasakan nikmat ampunanNya karena segala sesuatunya bahkan ketentuan hidup kitapun akan kembali kepadaNya, maka, dengan begitu bersama istriku, akan aku tanamkan selalu rasa syukur yang bermuara dari diriku sebagai seorang imam bagi istriku, dan anak-anakku, hingga pada akhirnya nanti keluargaku mendapatkan ridhaNya untuk dapat menjadi pewaris surga yang senantiasa selalu mendapatkan keridhaanNya.

Dengan selalu bersama dengan istriku akan aku lewati sebuah perjalanan cinta dalam sebuah romantisme dalam jiwa yang diiringi oleh setiap jejak langkah yang selalu senantiasa mendapatkan restu dariNya, sebagaimana perjalanan cinta yang akan aku lewati bersama istriku, maka akan selalu aku uraikan rasa cinta dan kasih sayangku kepada dirinya dengan selalu menyayangi, membimbing dan memberikan yang terbaik bagi dirinya sebagaimana seorang istri dan seorang ibu bagi anak-anakku kelak.

Akupun akan selalu mengupayakan hidupku untuk dapat menjadi seseorang yang terbaik bagi anak-anakku kelak, hingga disaat mereka tumbuh kembang menjadi dewasa, dan melewati shymphoni kehidupan dengan menjadikan diri mereka sebagaimana sepasang kekasih yang saling mencintai, mereka mampu menafsirkan sebuah cinta sejati kepada seorang kekasih sejati yang tercipta untuk dapat selalu mendampingi hidupnya dan meraih keabadian cinta bersama dirinya.

Dikala diriku dapat selalu bersama dengan istri yang aku cintai ingin sekali lisan diriku untuk dapat mengatakan kepada istriku kekasihku bahwasannya “Wahai istriku, jadikanlah selalu aku menjadi seorang pujangga cinta bagimu, yang senantiasa mendampingi hidupmu dan membawamu dalam bingkaian cahaya surga cinta yang berselimut akan restu, dan kasih sayangNya. Karena sebagian perjalanan hidup yang akan kita lalui berdua adalah untuk dapat selalu hidup bersamamu dan dengan mengharapkan keridhaanNya kita berdua akan terus berupaya untuk menjadikan anak-anak kita menjadi manusia yang soleh dan soleha dan senantiasa selalu berada dalam golongan orang-orang yang senantiasa dirindukan oleh surga Firdaus sebagaimana tempat kita akan kembali”.

Begitu banyak kisah hidup dalam sebuah romantika romansa cinta para pujangga, namun aku pastikan tidak akan pernah ada kisah romansa cinta yang terindah kecuali romansa cinta anatara diriku dengan istriku, begitu banyak makna-makna cinta yang selalu tersaji indah dalam hidupku, semoga disetiap jalan kehidupan yang aku tapaki bersama istriku dan anak-anakku kelak, selalu mendapatkan restu yang Illahi berikan dengan disaksikan oleh keindahan semesta alam yang senantia bertasbih kepadaNya. Akupun berharap bersama dengan istriku, anak-anakku, dan juga cucu-cucuku dengan membawa cinta yang senantiasa diawali dengan rasa syukur kepada Illahi, kita dapat menjadi seseorang yang mendapatkan ridhaNya untuk dapat menjadi seorang pewaris surga bersama dengan ahli-ahli surga terutama bersama Nabi Muhammad SAW, berserta sahabat-sahabatnya serta bersama Fatimah Az-Zahra.

Jejak Langkah Sang Pujangga
Tegar Guccie
12 Agustus 2014

No comments:

Post a Comment