Dialektika Sosial Anak Bangsa

Sebuah perjalanan panjang dalam untaian kata dalam jiwa, dedikasi yang tercipta untuk Sang Pencipta, yang terbaik dalam hidup dan untuk Negeriku Indonesia

Wednesday, June 11, 2014

Meutya, Sang Dandelion Kecil

Kau cantik bagaikan setangkai bunga
dandelion indah yang merekah-rekah
cantik indah menawan menggelitik jiwaku
yang sendu dengan canda tawamu

Menghadirkan rasa decak kagumku kepada
dirimu akan segala hal yang pernah
kau berikan disepanjang perjalanan kita
dalam cengkrama kita dibalik pesan blackberry

Aku kagum kepadamu, dan aku bahagia mengenalmu
Meutya meskipun tak pernah sedikitpun
diriku pernah menatap indahnya sepasang
bola matamu yang lentik dan menarik

Meutya sayang, masihkah kau menatap indahnya
mentari pagi disetiap kesunyian embun pagi
masihkah kau menjadi seperti tutup termos
seperti yang kau ungkapkan kepadaku

Kau cantik, manis, indah rupawan sebagaimana
keindahan yang selalu berhias dalam sebuah melodi
dawai-dawai cinta yang selalu dimainkan oleh
para pujangga-pujangga cinta terdahulu

Mungkin jarak tak mengandung arti dari
sebuah perkenalan kita, antara kau dan aku
kau di cianjur dan aku di sudut kota bogor namun
akan aku nantikan untuk dapat menatap wajahmu

Tetaplah kau selalu menjadi setangkai Dandelion kecil
yang semerbak keindahan dan keharumannya selalu
tersebar dalam kehangatan, kelembutan, dan kesucian hati 
yang selalu menyelimuti bahagiamu


Tegar Guccie
Meutya, Sang Dandelion Kecil
11 Juni 2014

No comments:

Post a Comment