Dialektika Sosial Anak Bangsa

Sebuah perjalanan panjang dalam untaian kata dalam jiwa, dedikasi yang tercipta untuk Sang Pencipta, yang terbaik dalam hidup dan untuk Negeriku Indonesia

Wednesday, June 18, 2014

Hegemoni Kehidupan

Berkaca dari penutupan Gang Dolly yang menjadi suatu topik hangat dalam negeri ini, menimbulkan suatu pertanyaan bagi saya, dimana saya melihat sebagian besar dari penikmat dunia kelabu prostitusi adalah orang-orang yang sudah memiliki pendamping hidup atau seorang imam bagi keluarga.
Pernah ada seorang ustadz mengatakan kepada saya agar nanti untuk senantiasa mencintai istri saya kelak dengan kemurnian hati dan cinta saya kepada istri saya kelak, dengan tidak tergoda atau terpengaruh dengan sebuah kecantikan wanita lainnya, dan ustadz itu juga berkata agar saya kelak menikahi seorang istri bukan hanya karena kecantikkannya saja, tapi menikahlah karena agamanya dengan mengharap keridhaan Allah SWT dengan segala rasa syukur, munajab dan selalu memohon ampun kepadaNya, dan Ustadz itupun berkata bahwa kecantikan atau tubuh seorang pendamping hidup yang tak lain seorang istri bagi kita itu tidaklah selalu mutlak seperti awal kita nikahi, setelah istri kita telah menjalani prosesi persalinan atau melahirkan dan tubuhnya akan berubah, dari yang dahulu cantik, anggun dan indah mempesona setelah dia melahirkan akan terjadi perubahan dalam tubuhnya, dengan banyak varian perubahan dalam tubuhnya yaaa saya menilainya tergantung bagaimana sang istri menjaga tubuhnya lhaaa, namun harus tetap saya hargai dan harus tetap saya cintai dan mengerti.

Kembali berkaca kepada seorang lelaki hidung belang, yang menghabiskan waktunya dalam suatu lembah prostitusi dan sampai tega menelantarkan anak istrinya demi memuaskan orientasi nafsunya demi sebuah kepuasan sex yang hanya sesaat saja, dan yang menjadi pertanyaan saya adalah simple saja dari beberapa banyak imam keluarga yang tergoda untuk berkunjung ke lembah prostitusi dan sampai menelantarkan istrinya adalah:
  1. Sudah berapa kalikah bagi seorang imam keluarga yang seharusnya menjadi contoh atau pedoman bagi anak istrinya untuk dapat mengatakan kepada istrinya bahwa "Kamu masih cantik seperti dulu"?
  2. Sudah berapa kalikah bagi seorang imam keluarga untuk dapat selalu mengatakan bahwa "aku mencintai kamu" atau "aku akan selalu mencintai kamu, istriku"
  3. Sudah pernahkah bagi seorang imam keluarga untuk mengatakan kepada istrinya bahwa "aku inginkan kau untuk menjadi istri soleha dan menjadi seorang bidadari surga untukku"
  4. Sudah pernahkah bagi seorang imam keluarga untuk dapat selalu menanyakan kepada anak atau istrinya bahwa "sudahkah saya untuk menjadi seorang suami yang terbaik bagimu istriku?, dan sudahkah aku menjadi seorang ayah yang bagimu anakku?" sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW.
  5. Sudah pernahkah bagi seorang imam keluarga untuk berbaring dalam dekapan dan pelukkan seorang istri dan mengatakan bahwa "aku mencintai kamu karena Allah (Anna Uhibbuki Fillah), dengan ketulusan kepada sang istri dengan senantiasa mendidik dan membimbing anak istrinya untuk selalu senantiasa berada dijalan yang Allah SWT kehendaki dan ridhai, sehingga dalam menjalankan roda kehidupan berkeluarga selain selalu senantiasa dipenuhi oleh rasa syukur, dan memohon doa serta ampunanNya agar selalu diberikan kemudahan dan tercapainya keluarga yang syakinah, mawadah, warrahmah, keluarganya selalu mendapatkan keridhaanNya dengan segala kemuliaanNya. sudah pernahkah bagi seorang imam keluarga dengan tidak hanya menanyakan hal itu kepada anak atau istrinya, melainkan benar-benar melakukan, mendidik, dan membimbing anak istrinya untuk dapat menjadi yang terbaik?.
Dalam tulisan ini saya tidak bermaksud untuk menggurui, dan pertanyaan-pertanyaan saya tersebut juga berlaku bagi saya kelak di dalam menjalin kesucian mahligai rumah tangga yang berbingkaikan atas keluarga sakinah, mawadah dan warrahmah, dan dalam sebuah tulisan ini saya hanya ingin coba untuk belajar dalam berpegang teguh dalam suatu hasrat dan keinginan untuk dapat menjadi seorang imam ataupu seorang suami yang terbaik bagi keluarga saya kelak, sekaligus untuk menanamkan nilai moral, bagi kita seorang lelaki ataupun seorang imam keluarga kelak untuk dapat senantiasa menghargai kekurangan dan kelebihan istri kita dengan tulus, ikhlas, apa adanya, selalu senantiasa menyayangi, mencintai ataupun selalu mengasihi seseorang yang diridhai untuk menjadi seorang istri bagi diri kita, tanpa pernah menyinggung atau menyakiti istri kita, dan apabila kita tanpa sengaja telah menyakiti anak istri kita segeralah untuk bijaksana dan sprortif untuk memohon maaf, mengusap airmatanya yang menetes, memeluk, mencium, mendekap istri kita dan kembali untuk berusaha memberikan yang terbaik bagi istri kita hingga dirinya kembali tersenyum bahagia.
Sebagaimana seorang suami teruslah untuk berusaha selalu memuliakanlah istri kita sebagaimana seorang wanita ataupun seorang ibu yang terbaik bagi anak cucu kita. namun, istri yang bagaimana yang pantas untuk kita muliakan?, yaitu seorang istri yang soleha, yang merupakan seorang istri yang selalu senantiasa menjadi yang terbaik bagi suaminya, istri yang senantiasa mengamini setiap doa bagi suaminya, istri yang senantiasa memohonkan ampun bersama suami yang anak-anaknya akan setiap dosa-dosa yang pernah diperbuat, istri yang senantiasa mengingatkan suaminya agar selalu berada di jalan yang Allah SWT ridhai, istri yang selalu sabar terhadap suaminya, istri yang senantiasa berdzikir dan bertasbih kepadaNya, istri yang terbiasa untuk saling berbagi rezeki  kepada sesama, istri yang hidup bahagia dengan suaminya dalam sebuah kesederhanaan, istri yang selalu senantiasa bersyukur atas segala nikmat rezeki yang diterimanya dari suaminya, istri yang selalu menjaga aib suaminya, istri yang mampu menjadi yang terbaik bagi anak cucunya. dan lain sebagainya.
Kenapa? karena suami memegang tanggungjawab penuh terhadap anak istrinya kelak diakhirat dan nantinya akan dimintai pertanggungjawabannya, seperti: wahai fullan, sudahkah kau untuk selalu senantiasa mendidik anak atau istrimu untuk senantiasa dijalan Allah SWT? atau pertanggungjawaban lainnya.

Maka, berkaca dari itu semua saya hanya menambahkan bahwa mau sesoleh ataupun semulia istri kita di dunia, selama tidak mendapatkan keridhaan dari suami untuk dapat masuk surga, maka seorang istri itu diharamkan untuk masuk kedalam surga yang Allah SWT ridhai, begitupun juga bagi anak kita nantinya.
Seperti itulah, akan apa yang menjadi tanggungjawab bagi seorang suami terhadap keluarganya, dimana suami diwajibkan untuk dapat menjadi seorang suami yang terbaik bagi anak istrinya nanti, dan perlu diketahui untuk para seorang istri yang semoga nantinya selalu diridhai oleh Allah SWT, bahwasannya ketika seorang ayah istri menikahkan anaknya dan seorang suami membacakan ijab qabulnya, maka pada saat itulah seorang ayah sang istri menyerahkan seluruh hidup dan kemurnian jiwa seorang anaknya sampai kepada dosa anaknya untuk ditanggung oleh suaminya dengan harapan sang suami dapat membimbing dan menjadikan istrinya menjadi istri yang mulia, istri yang soleha, dan menjadi seorang istri yang tidak lain adalah seorang bidadari surga bagi suaminya kelak.
So, mungkin demikian yang perlu saya tuliskan dalam sebuah coretan usang ini dan saya hanya ingin menyampaikan bagi orang-orang yang hingga saat ini masih terikat oleh lembah orientasi nafsu prostitusi, ataupun bagi orang-orang yang nantinya bahkan sudah mempunyai seorang istri untuk sama-sama kita mengajak akan suatu kebaikkan, untuk senantiasa dan dapat selalu menyayangi anak istri kita nantinya, dengan penuh kemurnian cinta dan kasih sayang yang tertuju kepada satu cinta, yakni cinta yang benar-benar diridhai oleh Allah SWT, dan jadikanlah istri kita sebagai tempat kita berlindung dari kejahatan nafsu syahwat kita dengan menjadikan istri kita sebagai bidadari surga kita.
Semoga dalam sebuah coretan ini kita semua khususnya diri saya dapat menjaga diri dari perbuatan-perbuatan zinah dan dapat menjadi suami atau istri yang terbaik, yang selalu mendapatkan rahmat, ampunan, kasih sayang, ridha, hidayah, dan keberkahan rezeki yang melimpah dari Allah SWT, dan semoga kita semua dapat menjadi para pewaris surga.

Amin.

Hegemoni Kehidupan
Tegar Guccie
18 Juni 2014

No comments:

Post a Comment