Dialektika Sosial Anak Bangsa

Sebuah perjalanan panjang dalam untaian kata dalam jiwa, dedikasi yang tercipta untuk Sang Pencipta, yang terbaik dalam hidup dan untuk Negeriku Indonesia

Friday, April 5, 2013

Rangkaian seni budaya Indonesia yang pernah di Mainkan di Luar Negeri



Berbicara soal Indonesia banyak sekali keanekaragaman yang banyak kita jumpai dengan berbagai macam hidangan kuliner yang hanya ada dinegeri kita ini. bahkan banyak diantara masyarakat diluar negeri merasa lebih mencintai Indonesia dibandingkan oleh kita sendiri, entahlah mungkin karena kita disibukkan oleh kehidupan duniawi bahkan beberapa di antara kita terjebak oleh gelombang narkotika, korupsi dan prostitusi. ya, lupakanlah itu semua karena saya disini bukan untuk membicarakan kekurangan yang dimiliki oleh indonesia akan tetapi disini saya akan menampilkan beberapa video dan gambar seni budaya Indonesia yang diperkenalkan di Luar Negeri

 1. Randai - performance at Kennedy Theatre, University of Hawaii at Manoa, in 2005



Randai dalam sejarah Minangkabau Konon kabarnya ia sempat dimainkan oleh masyarakat Pariangan Padang Panjang ketika mesyarakat tersebut berhasil menangkap rusa yang keluar dari laut. Randai di Minangkabau suatu kesenian yang dimainkan oleh beberapa orang, berkelompok atau beregu, dimana dalam randai ini ada cerita yang dibawakan, seperti cerita Cindua Mato, Malin Deman, Anggun Nan Tongga, dan cerita rakyat lainnya.

2. Tari Saman - Saman Dance Trip to Lloret de Mar-Barcelona Spain, International Folklore Festival 2012




Satu ciri menarik dari tari Aceh adalah bahwa ia dilakukan secara berkelompok. Seudati yang heroik dilakukan oleh delapan orang. Saman, sebagian menyebutnya “tari tangan seribu” alias “a thousand hand dance” yang rampak dan dinamis biasanya dilakukan oleh sepuluh orang laki-laki atau sepuluh orang perempuan. Likok Pulok juga demikian, walaupun bisa juga ditarikan delapan atau dua belas orang. Tari Ranub Lampuan yang indah untuk memuliakan tamu biasanya dilakukan oleh enam atau delapan dara Aceh. Tak ada tari Aceh yang dilakukan sendiri alias secara solo.

3. Reog Ponorogo - Reog Ponorogo Singo Lodoyo USA, Washington DC

 





Ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Reog dan Warok [1], namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak istri raja Majapahit yang berasal dari Cina, selain itu juga murka kepada rajanya dalam pemerintahan yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir. Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan di mana ia mengajar seni bela diri kepada anak-anak muda, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan kerajaan Majapahit kembali. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Kertabhumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog

4. Tari Piring - Plate Dance in South Korea by Indonesian People



 Pada awalnya, Tari Piring ini merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa setelah mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah. Ritual dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang kemudian diletakkan di dalam piring sembari melangkah dengan gerakan yang dinamis.
  Setelah masuknya agama Islam ke Minangkabau, tradisi Tari Piring tidak lagi digunakan sebagai ritual ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa. Akan tetapi, tari tersebut digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada acara-acara keramaian

5. Tari Indang Badindin



Tari indang menggambarkan kedatangan islam di sumatera barat,tarian ini juga disebut tarian badindin ,yaitu kata-kata “din din ba din din”pada pengiring lagu tarian ini,selain itu syairnyamenggambarkan keagungan allah apapun yang dilakukan adalah untuk mendapatkan restu dan ridhanya .
  Etnik minangkabau menyimpan banyak kekayaan tradisi lisan. Indang atau disebut juga badindin, salah satunya. Tarian ini sesungguhnya suatu bentuk sastra lisan yangdisampaikan secara berkelompok sambil berdendang dan memainkan rebana kecil.Kesenian ini tadinya bertujuan untuk keperluan dakwah islam. Itu sebabnya, sastra yang dibawakan berasal dari salawat nabi Muhammad atau hal-hal bertema keagamaan. Indang berkembang dalam masyarakat traditional Minangkabau yang menghuni wilayah kabupaten Padang Pariaman

6. Tari Kecak - Yerba Buena Center for the Arts Forum Theater, San Francisco, CA

 


Tari Kecak biasanya disebut sebagai tari "Cak" atau tari api (Fire Dance) merupakan tari pertunjukan masal atau hiburan dan cendrung sebagai sendratari yaitu seni drama dan tari karena seluruhnya menggambarkan seni peran dari "Lakon Pewayangan" seperti Rama Sita dan tidak secara khusus digunakan dalam ritual agama hindu seperti pemujaan, odalan dan upacara lainnya. Bentuk - bentuk "Sakral" dalam tari kecak ini biasanya ditunjukan dalam hal kerauhan atau masolah yaitu kekebalan secara gaib sehingga tidak terbakar oleh api.
Tidak seperti tari bali lainnya menggunakan gamelan sebagai musik pengiring tetapi dalam pementasan tari kecak ini hanya  memadukan seni dari suara - suara mulut atau teriakan - teriakan seperti "cak cak ke cak cak ke" sehingga tari ini disebut tari kecak.

7.Tari Yamko Rambe Yamko

 


Tari di papua beragam gerak,tetapi gerakan akrobatik yang dibubuhi loncatan dan melompat mendominasi gerakan tari papua.Tarian papua biasanya terdapat gerakan dasar contohnya gerakan pancar,pale-pale,dll.Gerakan ini merupakan gerakan yang energik di tambah dengan lengkingan suara kegembiraan,biasanya tarian papua di tarikan untuk menghibur masyarakat yang ada.Bahkan banyak tarian papua yang dihadirkan di event internasional,seperti tari poco-poco.
 
Warna dan jenis pakaian yang digunakan masing-masing Grup Seni tari/sanggar seni Yospan berbeda-beda, namun ciri khas Papua untuk aksesoris hampir sama..
Menggunakan pakaian khas papua,dengan adat papua yang kental nuansa rumbai, bulu, dan kayu, Pakaian adat pria dan wanita di Papua secara fisik akan hampir sama bentuknya. Mereka memakai baju dan penutup badan bagian bawah dengan model yang sama. Mereka juga sama-sama memakai hiasan-hiasan yang sama, seperti hiasan kepala berupa burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat pinggang dari manik-manik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki. Bentuk pakaian yang terlukis di sini merupakan ciptaan baru. Biasannya tak lupa dengan tombak/panah dan perisai yang dipegang mempelai laki-laki menambah kesan adat Papua

Mungkin segitu dulu ya sobat sekalian cuz internet saya gak mendukung banget nih Sobat.. ya pesan aja masyarakat internasional aja mau belajar dan mencintai kebudayaan Indonesia yang berlimpah ruah, dan bukan hanya dalam segi Budaya mereka juga ingin sekali datang ke Indonesia so bagaimana dengan kita yang hingga saat ini harus larut dalam jurang-jurang kehidupan, maka mulai saat ini dan sampai kapanpun mulailah untuk belajar mencintai negeri sendiri dengan menghargai dan melestarikan aset bangsa dan jangan mau kalah sama orang di bawah ini yang mau untuk membantu Indonesia untuk menyelamatkan hutan mangrove di Bali.
 

No comments:

Post a Comment