Dikala aku jelajahi hari, waktu demi waktu
Ku tatapi pijar lampu yang menghiasi sudut-sudut kota
Ku jelajahi dan terus ku jelajahi, bahkan aku arungi
Luas samudera yang dipenuhi oleh kering kerontang
Jiwa-jiwa yang kehausan
Setelah lama aku jelajahi dan aku arungi, lewati jalan
Berliku tajam yang penuh dengan krikil-krikil tajam
Dan penuh akan bara api kehidupan, dalam derap langkahku
Menjelajahi dimensi waktu, akupun mendengar merdu dari
Indahnya wajah-wajah para dewi malam di angkasa
Ooo, suara indah dewi malam, apakah kau yang menyanyikan
Lagu itu dengan merdu, hingga batinku terhanyut dalam indahnya
Alunan suara merdumu itu, namun sang dewipun seraya berkata
Bukanlah aku pemilik suara indah itu, dan hatikupun bertanya
Dimanakah suara merdu itu akan aku saksikan dan aku perdengarkan
Dimanakah suara merdu itu berasal, dimanakah, dimanakah
Asal suara itu dapat aku saksikan dan aku dengarkaaaaaannn.
Akupun berlari dan terus berlari menelusuri samudera biru, dan
Melintasi tepian ombak diantara sapuan pasir yang berbisik, namun
Ketika aku cari dan ku cari dimana muara asal suara indah itu
Mengapa sulit untuk aku temukan, dan mengapa yang aku temukan
Adalah butiran-butiran bunga dandeleon kecil yang bertebaran di angkasa
Ku telusuri butiran-butiran bunga dan dandeleon kecil, hingga butiran
Bunga itu menuntun jalanku ke suatu tempat
Dimana butiran bunga dandeleon itu membimbingku untuk
Bertemu dengan seorang peri kecil, yang sedang merintih menahan sakit
Dan berharap akan satu kesembuhan dari rasa sakitnya, hingga akhirnya nanti
Bunga-bunga indah itu tumbuh bermekaran kembali, menghiasi sanubari
Jiwa-jiwa yang berselimut akan sejuta misteri, dialah Alisya Naomi peri kecil
Pemilik suara merdu yang aku nantikan itu, dengan berjuta harap duniapun
Cerah kembali untuknya memberikan kebahagiaan disepanjang hidupnya
Walau air matanya menetes membasahi bumi, begitu banyak doa yang terucap
Dari dalam kalbu hatinya seraya hatinya berkata dan memohon doa terindah
Tuhan, berikanlah aku satu kesempatan untuk sembuh
Berikanlah aku satu kesempatan untuk hidup
Berikanlah aku satu senyuman keceriaan, dan
Berikanlah aku satu kesempatan hidup lebih lama lagi
Untuk indahnya dunia, dan biarkanlah aku menjadi sang dewi
Yang mampu hadirkan cinta, dalam untaian melodi cinta
Yang akan aku persembahkan untuk dunia.
Tuhan, mungkin aku hanya peri kecil yang lugu, dan tak bersayap
Tapi biarkanlah aku menjadi seorang bidadari kecil yang sanggup
Untuk berikan senyuman bagi ayah, dan ibuku yang menyayangiku
Biarkanlah aku, lukis dunia dengan keceriaan yang aku sajikan
Dengan begitu indah untuk dunia.
Tuhan Sembuhkanlah aku.
Sajak untuk Alisya Naomi
Tegar Guccie
19 Oktober 2015
Sembuhkan Dia Ya Alloh.. Aamiin.
No comments:
Post a Comment